Jumat, 15 Maret 2013

.......


Rasanya aku ingin mati saja. Menyusul dia yang telah pergi. Pergi meninggalkanku untuk selamanya. Aku tidak di izinkan bahagia disini. Hari hariku selalu dipenuhi dengan kesedihan dan kekecewaan. Walaupun tak pernah ku perlihatkan kepada mereka. Aku ingin pulang. Aku ingin hidupku kembali normal seperti sediakala. Sebelum semua ini terjadi. Aku ingin kebahagiaan selalu menyertaiku. Aku selalu berusaha membuat diriku bahagia. Tapi sungguh aku tak bisa. Aku tak bisa terus menerus begini. Memaksa terlihat bahagia padahal hatiku hancur berkeping- keping. Rasanya aku tak ingin hidup lagi. Aku selalu merasa ajalku semakin dekat. Entah karena apa. Mungkin hanya sugestiku saja. Tidak seharusnya aku berpikiran seperti itu. Tapi apa mau di kata? Aku sudah kehilangan semangat untuk bahagia. Aku sudah kehilangan semangat untuk hidup. Aku sudah lelah dengan semua yang terjadi padaku.

“aku rindu ayah, aku rindu” andai aku masih bisa mengucapkan kalimat itu kepada orang yang ku sayangi itu. Tapi semua hanyalah tinggal harapan kosong yang tak mungkin sampai kapanpun akan terbalaskan. Aku sedih bila teringat kenangan bersamanya, ketika teman-temanku berkata “asyik, ayah nelfon!!”, atau ketika mereka bercerita tentang kenangan manis yang baru mereka lakukan bersama sang ayah.  Sungguh aku iri pada mereka. Mereka masih bisa bertemu ayah mereka untuk sekedar bermanja-manja atau hanya berbicara sedikit. Sedangakan aku? Hanya bisa menatap gundukan tanah merah ini tanpa bisa berharap ayah akan pulang kembali. Memang, aku bukan satu-satunya orang yang merasa seperti ini.  Aku mengutip kalimat dari buku ‘ayah, pemilik cinta yang terlupakan’ yang mengatakan : “cintanya sangat utuh bisa kita rasakan ketika ia telah meninggalkan kita selamanya”. Dan itu sangat benar kurasakan saat ini. Aku merasa ayahlah yang paling menyayangiku, ayahlah yang paling mengerti aku, ayahlah yang paling memerhatikanku walaupun dia tidak pernah bertanya tapi aku tahu jika dia sangat memerhatikanku dalam diamnya. Sebenarnya ayahku bukanlah orang yang pendiam. Dia adalah seorang ayah yang aktif, banyak bicara, dan pastinya bertanggung jawab. Dia selalu memberikan yang aku mau walaupun tidak diberikan saat itu juga, bahkan kadang dia memberikan barang yang aku inginkan ketika aku sudah melupakannya. Dan aku tahu itu adalah caranya untuk menjadikanku seseorang yang sabar dan gigih untuk mendapatkan apa yang aku inginkan. Aku merindukanmu ayah, aku ingin berterima kasih kepada tuhan karena telah menjadikan aku anakmu. Terima kasih ayah atas tuntunanmu selama ini. Dan maaf aku belum sempat membahagiakanmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar